[ ANTI MAINSTREAM ] 4 Alasan Tidak Membeli Baju Lebaran Untuk Anak
Hari raya Idul Fitri adalah salah satu hari raya umat Islam selain hari raya idul adha. Idul fitri juga dikenal dengan istilah lebaran. Di Indonesia terdapat semacam kebiasaan dari umat Islam berbelanja baju baru setiap menjelang lebaran. Baju baru tersebut akan dipakai ketika berkunjung ke sanak saudara saat lebaran tiba. Orang dewasa dan remaja berhamburan di mall-mall dan toko-toko baju menjelang lebaran tiba. Untuk anak kecil, orang tua berlomba membelikan baju baru anak untuk lebaran. Banyak orang bingung mencari alasan tidak membeli baju lebaran untuk anak. Ya, karena anak biasanya ingin membeli baju lebaran juga ketika melihat teman-temannya.
Ilustrasi 4 Alasan Tidak Membeli Baju Lebaran Untuk Anak |
1. Agar lebih memaknai hari raya dengan tepat.
Bulan ramadhan adalah masa dimana umat Islam menempa diri agar menjadi insan yang bertaqwa sebagaimana dalam firman Nya :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan berpuasa atas kalian sebagaimana telah diwajibkan atas umat-umat sebelum kalian agar kalian bertakwa.” [Al Baqarah: 183]
Setelah 1 bulan penuh berpuasa hendaknya anak-anak tidak terlena dengan banyak memakai aneka baju baru kesana kemari. Lebih baik anak disemangati agar amalan-amalan yang sudah dilaksanakan di bulan Ramadhan dipertahankan. Bergembira di hari raya boleh-boleh saja, asal jangan sampai anak kita terlena dengan berfoya-foya dan melakukan kemaksiatan.
2. Menghemat uang belanja
Untuk sebagian orang, memenuhi kebutuhan pokok terkadang sulit. Jika tetap memaksakan membeli baju untuk lebaran dikhawatirkan orang tua tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok. Bisa membeli baju tetapi tidak dapat makan. Tetapi bukan berarti ketika ayah bunda memiliki harta belimpah terus berbelanja baju baru yang mahal-mahal. Moment lebaran bisa menjadi kesempatan bagus untuk mengenalkan rasa empati kepada sesama muslim. Banyak saudara muslim di berbagai negara yang hidup dalam kondisi penuh perjuangan, seperti saudara kita di Rohingya, Suriah, Palestina dan lain lain.
3. Tidak mengajari anak konsumtif
Pola hidup konsumtif menggejala ditengah kaum muslim di Indonesia akibat penerapan sistem kapitalisme. Adanya iklan-iklan yang jor-joran serta minimnya ketaqwaan individu membuat orang tidak bisa membedakan mana kebutuhan dan keinginan belaka. Adakalanya orang membeli sesuatu bukan karena mereka butuh, hanya sekedar memenuhi eksistensi dan keinginan saja. Anak perlu diedukasi untuk agar membeli barang yang dibutuhkan. Agaknya kita perlu mencontoh dokter-preneur lulusan UGM berikut yang diceritakan oleh Om Saptuari ini. Jangan sampai terjadi sudah punya baju berlebih masih membeli baju baru dikala lebaran. Allah mengingatkan kita agar tidak berlebih-lebihan dalam firman Nya :
وَالَّذِينَ إِذَا أَنْفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَامًا
“Dan (hamba-hamba Allah yang beriman adalah) orang-orang yang apabila mereka membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan mereka) di tengah-tengah antara yang demikian” [QS al-Furqaan:67]
4. Sunnah memakai baju yang disukai bukan yang baru
Disunnahkan memakai pakaian terbaik pada Idul Fitri. Pakaian terbaik tidak harus pakaian yang baru. Imam Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan bahwa Imam Ibnu Abi Dunya dan Imam Baihaqi telah meriwayatkan dengan sanad sahih bahwa Ibnu Umar ra memakai pakaiannya yang terbaik pada hari Idul Fitri dan Idul Adha. (Ibnu Hajar Al Asqalani,Fathul Bari, 2/439).
Itulah 4 alasan tidak membeli baju lebaran untuk anak. Harapannya ketika anak mengetahui esensi dari hari kemenangan. Sahabat sekeluarga bisa merakayan hari raya dengan syahdu dan khusuk. Wallahu alam bishowab
Posting Komentar untuk "[ ANTI MAINSTREAM ] 4 Alasan Tidak Membeli Baju Lebaran Untuk Anak"